Sabtu, 29 November 2014

Laporan narasi kegiatan pembersihan kali angke Jakarta Utara





KALI ANGKE
BUKAN
KALI "BANGKE"

Pemerintah provinsi DKI Jakarta akan mengeruk Kali Angke pada tahun 2012, demikian pernyataan Gubernur Fauzi Bowo saat melepas peserta lomba perahu naga yang diselenggarakan di Kali Angke, dalam Festival Kali Angke Tzu Chi 2011, di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Sabtu 09 Juli 2011.

Menurut Fauzi Bowo, wariskan anak cucu kita sebuah sungai yang jernih, untuk itu Gubernur mengajak seluruh masyarakat untuk mewujudkan Kali Angke menjadi objek wisata air di Jakarta Utara. Karenanya, ia juga meminta agar warga Kali Angke menjaga kebersihan kali tersebut. Dengan diadakannya festival perahu naga yang akan diagendakan setiap tahun ini, maka Kali Angke nantinya akan selalu dikeruk, namun warga pun tetap diminta partisipasinya untuk menjaga kebersihan kali. Terutama warga Kapuk Muara dan Penjagalan yang berada persis di kali dekat Kali Angke. Sebab, kalau Kali Angke bersih dari sampah dan lumpur, wilayah Penjaringan, khususnya Pluit tidak lagi mengalami kebanjiran.
Hamid Efendi, salah satu warga masyarakat Kapuk Muara mengatakan sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Pemda DKI Jakarta yang begitu peduli  terhadap permasalah Kali Angke. “Kami warga Kapuk Muara merasa bangga dengan diadakannya Festival Kali Angke Lomba Perahu Naga, karena dengan diadakannya festival ini segala infrastruktur yang ada di sekitar Kali Angke akan ada pembenahan,” ujar Hamid. Perbaikan-perbaikan infrastruktur ini akan berdampak langsung kepada warga Kapuk Muara. Di sisi lain festival ini menjadi hiburan bagi masyarakat Kapuk Muara dan warga berharap Kali Angke Tzu Chi ini lebih difungsikan bukan hanya sebagai lalu lintas air, tetapi juga bisa dijadikan salah satu obyek kunjungan wisata.

Ya, Semoga Kali Angke menjadi akses jalur utama perdagangan nelayan seperti dahulu sebagai mana mestinya yang dengan sangat mudah menuju Pelabuhan Muara Angke. Serta air pun mengalir dengan lancar tanpa ada tumpukan sampah yg menyebabkan tersumbatnya aliran sungai (banjir). amin








Jumat, 21 November 2014

go green!!! "selamatkan alam" maka kita akan selamat

Pemadam Kebakaran selain memadamkan api Pemadam juga “membanjiri” lingkungan

Dinas pemadam kebakaran yang notabennya adalah seorang firefighter atau lebih tepatnya dikenal petarung api, kini wajahnya telah berubah menjadi lebih baik. Dengan salah satu tupoksinya adalah penanggulangan bencana, Pemadam kebakaran menyadari bahwasanya banyak sekali yang dirugikan ke manusia oleh alam, oleh sebab itu disinilah peranan pemadam kebakaran mencoba membalikan serta mengubah paradigma masyarakat yang berpikiran seperti tadi.


Memang benar apa yang dikatakan mereka, tetapi alam itu tidak akan memberikan kita bencana kalau tidak kita yang terlebih dahulu memberikan bencana tersebut kepada mereka. Sebagai contoh kebakaran hutan, apakah api itu muncul tiba – tiba di hutan? Secara ilmu kebakaran ada 3 unsur yang menyebabkan terciptakannya api, yaitu panas, bahan bakar, dan oksigen. Dan seketika akan terciptanya api ketika ketiganya mencapai keseimbangan. Oleh karenanya ketika kita menebang hutan berlebihan, bersiaplah salah satu unsur api yaitu panas akan menghampiri kita.


Penebangan hutan juga bisa mengakibatkan bahaya banjir. Bencana ini pun banyak merugikan harta bahkan jiwa seseorang yang terkena efek dari banjir tersebut. Oleh karena itu Dinas Pemadam Kebakaran & Penanggulangan Bencana ikut berperan aktif dalam penghijauan tanaman kota kepada peserta didik anak taman kanak – kanak dan sekolah dasar, demi tujuan menanamkan pemahaman dini kepada mereka, betapa indahnya jika lingkungan di sekitar kita jika dijaga dan disirami agar tidak ada satu pohon atau tanaman yang kering dan mati.



Go go go firefighter go go go green
 

Sabtu, 08 November 2014

Puisi Cinta Tanah Air



Cinta Budaya


Indonesiaku Indonesiamu….
Apakah itu milikmu….
Indonesiaku Indonesiamu…
Apakah ini egomu….
Indonesiaku Indonesiamu…
Bagaimana sikapmu…
Dan Indonesiaku Indonesiamu…
Apakah kamu tak malu…

                        Rasa ini milikku atau milikmu..
                        Menipu hati yang merasa pilu..
                        Apakah kita satu…
                        Dan apakah kita menyatu..

Kebudayaan seolah olah membisu…
Pada mimik wajah yang palsu..
Apakah itu yang kita mau..
Dan apakah kita mau menjadi layu..

                        Janganlah kamu merayu
                        Karena aku bukan antekmu…
                        Telan saja uangmu itu…
                        Karena aku tidak mau budaya itu…

Selamat tinggal masa lalu…
Ku ingin hidup baruku..
Selamat tinggal masa lalu..
Ku ingin budaya asliku…
Selamat tinggal masa lalu…
Karena korupsi akan membunuhmu…
Selamat tinggal masa lalu
Ku yakin budaya korupsi akan berlalu…





                                                                                                 Surya Muhammad Jamal