Jakarta Hari ini Rabu (16/4/2014) sejak tadi pagi di linimasa
ramai perbincangan tentang sebuah status sosial media path yang
dicapture oleh seseorang dan diposting di twitter. Status tersebut
dibuat oleh seorang perempuan yang mengeluhkan tentang ibu hamil yang
menginginkan kursi prioritas.
Pengguna path tersebut sangat kesal karena ibu hamil meminta duduk
saat di kereta api. Padahal dia keberatan untuk memberikan kursinya
karena dia sudah susah payah datang dari dini hari. Dengan kekesalannya
ini, akhirnya perempuan tersebut mencurahkan kemangkelannya di sosial
media path.
Dalam pathnya dia menuliskan, "benci bgt sama ibu-ibu hamil yang
tiba-tiba dateng minta duduk, ya gue tau lw hamil tapi plis dong
berangkat pagi. ke stasiun yang jauh sekalian biar dapet duduk. gue aja
ga hamil bela-belain berangkat pagi demi dapet tempat duduk, dasar emang
nggak mau susah. kalo ga mau susah ngga usah kerja bu dirumah aja,
mentang-mentang hamil maunya diingetin terus, tapi sendirinya ngga mau
usaha, cape deh #notedtomyselfjgnnyusainorg".
Sangat teriris hati saya membaca postingan ini. Kenapa begitu mudah sikap negatif itu tercipta. Apakah mereka semua tidak pernah merasa dilahirkan oleh seorang ibu??? dan apakah mereka tidak menyadari kelak mereka akan menjadi seorang ibu?
Seharusnya mereka berfikir dulu sebelum membuat status dan komentar seperti itu. jika mereka semua pernah melaksanakan Sekolah Dasar, pribahasa ini seharusnya tau. "Lidahmu Harimaumu".
Jangan sampai orang mencari - cari siapa orang tuamu? apakah ini diajarkan oleh orang tuamu? (walaupun sebenarnya mereka yang berbuat).
Jumat, 09 Oktober 2015
Gojek Bukan Perusahaan Transportasi Umum
Hani Nur Fajrina, CNN Indonesia
Kamis, 06/08/2015 18:07 WIB
Pengemudi GO-JEK menerima panggiilan customer di kawasan Jakarta Timur, Selasa, 4 Agustus 2015 (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia
--
Pemerintah diminta untuk mengatur kehadiran ojek
sebagai alat transportasi umum. Isu ini bergulir belakangan setelah
aplikasi penghubung antara ojek dengan penumpang seperti Gojek tengah
naik daun."Gojek itu bukan perusahaan transportasi. Gojek berdiri sebagai perusahaan peranti lunak. Organda dan Dishub salah tangkap persepsi soal jenis perusahaan Gojek," ujar pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, saat acara CNN Indonesia Fokus, Kamis (6/8).
Jasa ojek motor berbasis aplikasi Gojek yang dibesut oleh Nadiem Makarim memang telah menuai perdebatan dari berbagai pihak, termasuk Organisasi Angkutan Darat yang menyatakan bahwa kehadiran Gojek sifatnya bertentangan dengan hukum karena sepeda motor bukan untuk angkutan umum orang dan barang.
Nah, menurut Nirwono, adanya salah paham dalam melihat eksistensi Gojek. Menurutnya, Gojek memang hadir sebagai jembatan antara pengguna dengan ojek motor berbasis aplikasi di perangkt mobile untuk memudahkan mobilisasi.
"Ini (Gojek) adalah aplikasi yang ditawarkan untuk semua orang. Bahkan, cenderung membantu atasi kemacetan jalanan. Malah, Gojek seakan membuka pintu pembentukan komunitas pengojek karena tadinya ojek berdiri sendiri-sendiri," sambung Nirwono.
Hadir dalam acara live streaming di kantor CNN Indonesia bersama sang pendiri Gojek, Nadiem Makarim, Nirwono juga menyatakan bahwa Gojek sebagai pencipta layanan tersebut justru memberikan keuntungan yang nyata bagi si pengemudi. Selain dari soal pendapatan, tentunya dari jumlah pemesanan yang datang tiap hari/
"Seharusnya Gojek juga bisa dipandang sebagai rekanan feeder yang sudah ada seperti bus Trans Jakarta, dan MRT yang sedang dibangun, untuk mengatasi kemacetan kota," tambahnya lagi.
Sekitar bulan Juni lalu, Ketua DPD Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan sepeda motor bukan diperuntukkan untuk angkutan umum orang dan barang. Ia mengaku, berkali-kali protes terhadap keberadaan angkutan liar termasuk ojek.
Namun pernyataannya itu diserang balik oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ahok berpendapat Organda seolah mencari keributan setelah adanya Gojek yang telah memperkenalkan konsep baru. Daripada mengurusi ojek, Ahok berpendapat Organda sebaiknya fokus membenahi diri.
Menurut saya,
Keuntungan dari gojek tersebut adalah:
1. Gojek adalah perusahaan penyedia jasa yang menyediakan beberapa layanan untuk transportasi, pesan antar makanan, kurir, dan belanja. Sehingga mempermudah kita untuk menghindari kemacetan yang sangat parah di ibukota.
2. Dengan Gojek kita lebih aman dan terpercaya karena driver gojek memiliki identitas yang jelas dan akurat dibandingkan supir ojek konvensional.
3. Tarif gojek pun ternilai relatif murah, tanpa melakukan tawar menawar seperti ojek - ojek pada biasanya.
Kerugian dari gojek tersebut adalah:
1. Driver gojek kerap kali mendapatkan perlakuan kasar dikarenakan ojek konvensional yang belum mengerti tentang sistem penjemputan atau pengantaran penumpang yang melalui smartphone.
2. Karena gojek yang pesannya melalui aplikasi di smartphone yang terkoneksi internet, maka tidak menutup kemungkinan adanya gangguan jaringan pada provider yang dipakai (gangguan server).
Langganan:
Postingan (Atom)